1BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kultur Jaringan Kultur jaringan merupakan terjemahan dari Tissue culture. seperti: kentang, pisang, stroberry dll. 2.7 Kelebihan Dan Kekurangan Kultur Jaringan Kultur jaringan mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, yaitu: 2.7.1. Berikut ini adalah rentetan peristiwa penting yan
Berikut merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali …. A. waktu yang dibutuhkan relatif singkat B. tidak membutuhkan ruang yang luas C. bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur D. dihasilkan bibit unggul yang beragam E. dihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanamanPembahasanKeuntungan penggunaan kultur jaringan yaituwaktu yang dibutuhkan relatif singkattidak membutuhkan ruang yang luasbebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikulturdihasilkan banyak tanaman baru dari satu jenis tanamanJawaban D-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁

C Kapang transgenik D. Kultur sel hewan 7. Berikut ini merupakan ciri-ciri bioteknologi modern, KECUALI Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk memperbanyak jaringan/sel Penggunaan kultur jaringan sebagai penghasil bibit kentang merupakan

Kultur Jaringan Adalah – Pengertian, Manfaat, Keuntungan & Proses – Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, yang sehingga bagian tanaman tersebut bisa di memperbanyak diri untuk tumbuh menjadi tanaman yang begitu lengkap kembali. Untuk saat ini penerapan teknik kultur jaringan pada tanaman dianggap sebagai metode yang efektif karena bersifat sangat ekonomis namun memberikan hasil yang komersial. Kultur Jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan secara invitro menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Yang menjadi dasar kultur jaringan ini adalah teori totipotensi sel yang berbunyi “setiap sel organ tanaman akan mampu tumbuh menjadi tanaman yang sempurna jika ditempatkan di lingkungan yang sesuai. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperbanyak tanaman dengan waktu yang lebih singkat. Kultur jaringan lebih mudah dilakukan pada sel-sel tumbuhan dibanding­kan pada sel-sel hewan karena struktur sel-sel tumbuhan yang sederhana. Sel-sel tumbuhan dibiakkan dalam suatu medium pertumbuhan khusus yang mengan­dung zat-zat hara yang tepat. Di dalam medium tersebut, sel-sel tumbuhan dapat membelah, tumbuh, dan berkembang menjadi tumbuhan baru yang lengkap. Teknik kultur jaringan ditemukan oleh EC. Steward dengan menggunakan ja­ringan floem akar wortel Daucus carota. Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro bahasa Latin, berarti “di dalam kaca” karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. Tujuan Dalam Teknik Kultur Jaringan Ada beberapa tujuan dalam teknik kultur jaringan yang diantaranya yaitu Untuk memperoleh bibit tanaman baru yang lebih baik. Untuk pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan lebih banyak, dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan anakan yang seragam. Untuk memperbanyak tanaman dengan sifat yang seperti induknya. Untuk membuat tanaman bebas dari penyakit karena dilakukan secara aseptik. Prinsip Dalam Teknik Kultur Jaringan Dalam teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Hal ini berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional. Dalam hal demikian, pada teknik kultur jaringan ini dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam sebuah botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu, dalam teknik ini sering kali disebut dengan kultur in vitro “kultur dalam kaca”. Teori dasar dari kultur in vitro ialah Totipotensi, teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. Syarat Pada Teknik Kultur Jaringan Ada beberapa syarat-syarat pada teknik kultur jaringan yang diantaranya yaitu Pemilihan Ekspan Dalam pemilihan eksplan, berlaku syarat-syarat sebagai berikut Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhannya, diharapkan masih terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya. Eksplan yang diambil berasal dari bagian daun, akar, mata tunas , kuncup, ujung batang dan umbi. Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda “bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali”. Penggunaan Medium Dalam penggunaan medium yang cocok diharapkan dalam keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Pemilihan Bagian Tanaman Pilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh, yakni bagian meristem seperti daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian biji-biji lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan ialah kemasakan embrio waktu imbibisi, temperatur dan dormansi. Media Tumbuh Untuk Teknik Kultur Jaringan Ada 2 penggolongan media tumbuh untuk teknik kultur jaringan yaitu Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar, yang dimana nutrisi dicampurkan pada padatan gel tersebut. Media cair ialah nutrisi yang dilarutkan di air, media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Yang perbedaan komposisi media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan skoog “Ms” sering digunakan karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan tanaman. Nutrisi yang tersedia di media berguna untuk metabolisme dan vitamin pada media dibutuhkan oleh organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media Ms, ini tidak terdapat zat pengatur tumbuh “Zpt” oleh karena itu Zpt ditambahkan pada media “Oksogen”, Zpt atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Interaksi dan keseimbangan antara Zpt yang diberikan dalam media “Oksogen” dan yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur. Dalam penamabhan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak semestiny. Dalam proses ini dikenal dengan peristiwa dediferensiasi, dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas pembelahan, pembesaran sel dan perkembangan jaringan. Perbanyakan tanaman atau propagasi tanaman dapat dilakukan secara generatif atau secara vegetatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan bagian dari tanaman tersebut. Secara konvensional teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif antara lain cangkok, stek, okulasi dan sebagainya. Sedangkan perbanyakan vegetatif secara modern dilakukan dengan teknik kultur jaringan. Kultur jaringan Tissue Culture atau Kultur In Vitro adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna. Disebut sebagai kultur in vitro bahasa Latin, berarti “di dalam kaca” karena jaringan dibiakkan di dalam tabung kaca, botol kaca, cawan Petri dari kaca, atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan tanaman secara teoritis dapat dilakukan terhadap semua jaringan, namun masing-masing jaringan memerlukan komposisi media tertentu. Dasar teori teknik kultur jaringan adalah teori Totipotensi Sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden 1838. Menurut mereka setiap sel memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu yang sempurna apabila diletakkan pada lingkungan yang sesuai. Keberhasilan kultur jaringan pertama kali dilakukan oleh Harberlandt 1902, dan dilanjutkan dengan berbagai penelitian, penemuan dan keberhasilan hingga sekarang. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mempunyai sifat yang seragam dan identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar tanpa membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional, pengadaan bibit tidak tergantung musim, biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah. Teknik kultur jaringan tanaman kini dimanfaatkan secara luas untuk perbanyakan berbagai macam jenis tanaman, baik pada tanaman hortikultura sayuran, buah, tanaman hias serta pada tanaman keras tanaman industri dan kehutanan. Sedangkan pada skala laboratorium untuk keperluan penelitian mencakup berbagai spesies tanaman, antara lain Mawar, Bugenvil, Sansivera, Puring, Anyelir, Gerbera, Melon, Begonia, African violet, Gladiol, dan masih banyak lagi. Di Indonesia, teknik kultur jaringan sudah dilakukan dalam skala komersial pada beberapa tanaman yaitu Berbagai jenis Anggrek, Pisang Cavendish, Pisang Abaca, Krisan, Jati, Anthurium, dan Tebu. Baca Juga Pengertian & Perbedaan Rantai Dengan Jaring Makanan Jenis Teknik Kultur Jaringan Perkembangan teknik jaringan telah menghasilkan teknik kutur jaringan baru dengan tujuan yang berbeda-beda. Selain itu, jenis eksplan sel atau jaringan asal yang digunakan juga berbeda. Berbagai teknik kultur jaringan tersebut di antaranya sebagai berikut Hendaryono dan Wijayani, 1994 29. Meristem culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan bagian tanaman dari jaringan muda atau meristem. Pollen atau anther culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari serbuk sari atau benang sari. Protoplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplasma sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya. Chloroplast culture, yaitu teknik kultur jaringan dengan menggunakan eksplan kloroplas untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman dengan membuat varietas baru. Somatic cross atau silangan protoplasma, yaitu penyilangan dua macam protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman yang mempunyai sifat baru. Baca Juga Pengertian Jantung Dan Fungsinya Pada Manusia Syarat Kultur Jaringan Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut. Pemilihan eksplan Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul. Penggunaan media yang cocok Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi plantlet tanaman kecil. Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh hormon. Keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik. Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik. Tahapan Kultur Jaringan Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah Pembuatan media Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf. Inisiasi Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Gambar 1. Kultur Jaringan Baca Juga 70 Manfaat Biologi Dalam Bidang Pertanian Sterilisasi Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. Multiplikasi Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Pengakaran Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Gambar 2. Kultur Jaringan Baca Juga Tumbuhan Merambat Sumber Eksplan Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam mikropropagasi atau kultur jaringan tanaman. Seluruh bagian tanaman daun, batang, dan akar dapat dipergunakan sebagai eksplan, namun yang biasanya dipergunakan adalah meristem jaringan muda, mata tunas dan tunas pucuk shoot tip. Eksplan dapat juga berupa embrio kelapa, benih anggrek, biji sengon, umbi wortel, keping biji kotiledon, benang sari dan putik. Eksplan diambil dari tanaman, baik tanaman yang tumbuh di lapang atau tanaman hasil kultur jaringan in vitro. Calon tanaman induk sebaiknya adalah tanaman yang diketahui varietasnya dan dari jenis yang unggul. Tanaman induk dipilih yang sehat dan sedang dalam fase pertumbuhan cepat bersemi. Sebelum dilakukan pengambilan bagian tanaman yang akan dipergunakan sebagai eksplan, tanaman induk yang tumbuh di lapang, perlu disemprot dengan fungisida dan insektisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit tanaman. Pembuatan eksplan dari bahan induk dilakukan dengan mempergunakan peralatan yang bersih dan tajam. Eksplan selanjutnya dibawa ke dalam laboratorium untuk dilakukan sterilisasi. Tahapan sterilisasi, bahan sterilisasi, dan durasi sterilisasi tiap jenis eksplan tidak sama, namun secara umum sterilisasi eksplan dilakukan dengan mencuci eksplan dalam air bersih yang mengalir, merendam dalam larutan deterjen, merendam dalam larutan fungisida, merendam dalam larutan sublimat HgCl2, sterilisasi bertingkat dengan larutan Clorox pemutih pakaian, Bayclin, serta pembilasan dengan aquadest steril. Baca Juga Perkembangbiakan Tanaman Media In Vitro Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya. Media yang digunakan biasanya terdiri dari unsur hara makro dan mikro dalam bentuk garam mineral, vitamin, dan zat pengatur tumbuh hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti gula, agar, arang aktif, bahan organik lain air kelapa, bubur pisang, ekstrak buah, ekstrak kecambah . Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol kaca dan disterilisasi. Komposisi media yang digunakan tergantung dari tujuan dan jenis tanaman yang dikulturkan. Media tanam kultur jaringan terdiri dari dua jenis yaitu media cair dan media padat. Media cair digunakan untuk menumbuhkan eksplan sampai terbentuk PLB Protocorm Like Body. Media padat digunakan untuk menumbuhkan PLB sampai terbentuk planlet tanaman kecil. Media padat dibuat dengan melarutkan nutrisi dan agar-agar ke dalam akuades dan disterilkan. Berdasarkan komposisi dan kesesuaian media terhadap jenis tanaman yang akan dikulturkan, dikenal beberapa jenis media dasar Media VW yang diformulasikan dan diperkenalkan oleh E. Vacin dan F. Went 1949, untuk tanaman Anggrek Media MS yang diformulasikan dan diperkenalkan oleh Murashige dan Skoog 1962 untuk berbagai tanaman hortikultura Media Euwen untuk tanaman kelapa Media B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa dan legume lain. Media White, untuk kultur akar Media Woody Plant Madium WMP untuk tanaman berkayu Media N6 untuk tanaman serealia Media Nitsch dan Nitsch untuk kultur sel dan kultur tepung sari Media Schenk dan Hildebrandt untuk tanaman berkayu Media dasar tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, dengan menambahkan vitamin dan zat pengatur tumbuh hormon. Zat pengatur tumbuh diperlukan untuk mengatur diferensiasi tanaman. Ada beberapa zat pengatur tumbuh yang biasa dipergunakan dalam kultur jaringan adalah Golongan Auxin IAA, NAA, IBA, 2,4-D Golongan Cytokinin Kinetin, BAP/BA, 2 i-P, zeatin, thidiazuron, PBA Golongan giberellin GA3 Golongan growth retardan Paclobutrazol, Ancymidol Baca Juga Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan Beserta Tahap Dan Faktornya Pada umumnya, hormon yang banyak dipergunakan adalah golongan auksin dan sitokinin. Perbandingan komposisi antara kedua hormon tersebut akan menentukan perkembangan tanaman, yaitu Auxin ↓ Cytokinin = Perkembangan akar Cytokinin ↓ Auxin = Perkembangan tunas Auxin = Cytokinin = Perkembangan kalus Selain hormon, media kultur jaringan juga harus mengandung vitamin. Vitamin yang biasa dipergunakan dalam media kultur jaringan antara lain vitamin B12 thiamin, Nicotinic Acid, vitamin B6 pyridoxine, dan vitamin E atau C. Pada semua komposisi media kultur jaringan, hormon dan vitamin diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Masing-masing komponen media memiliki peran sebagai berikut Unsur hara makro metabolisme tanaman Unsur hara mikro pengaturan enzym Vitamin regulasi pengaturan Gula atau Sukrosa karbohidrat, sumber karbon, sumber energi Zat Pengatur Tumbuh ZPT merangsang, menghambat atau mengubah pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman Arang Aktif mengarbsorbsi senyawa fenolik dan untuk merangsang pertumbuhan akar Agar-agar pemadat Aquadestilata pelarut Baca Juga Pengertian Dan Macam – Macam Bioteknologi Menurut Para Ahli Aklimatisasi Tahapan akhir dari perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah aklimatisasi planlet tanaman kecil. Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan planlet keluar dari ruangan aseptik. Tahap aklimatisasi merupakan tahap yang sangat penting dan kritis dalam rangkaian budidaya tanaman in vitro, karena kondisi lingkungan di rumah kaca atau rumah plastik dan di lapangan sangat berbeda dengan kondisi di dalam botol kultur. Aklimatisasi dilakukan dengan memindahkan planlet ke media aklimatisasi dengan intensitas cahaya rendah dan kelembapan nisbi tinggi, kemudian secara berangsur-angsur kelembapannya diturunkan dan bibit dari udara luar, sinar matahari langsung dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Media tanaman yang dipergunakan dalam tahap ini biasanya berupa bubuk arang, arang sekam, mos, pakis halus, campuran tanah halus dan kompos, dan sebagainya. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Selanjutnya bibit siap dipindahkan ke lapang atau lahan penanaman. Tabel 1. Perubahan Lingkungan in vitro ke lingkungan ex vitro Baca Juga Penjelasan Bioteknologi Pengolahan Bahan Pangan Beserta Pemanfaatannya Kendala Dan Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Propagasi In Vitro Disamping keberhasilan dan kemajuan teknik perbanyakan tanaman in vitro, ada beberapa kendala yang masih dihadapi dalam pelaksanaan, antara lain Keterbatasan peralatan dan fasilitas pendukung operasi Kemampuan manajerial dan operasional personal laboran Protokol / Prosedur yang tidak dapat berlaku untuk seluruh spesies tanaman Harga bahan media relatif masih mahal Perlu penyesuaian dengan standar industri Keberhasilan teknik propagasi secara in vitro ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain Faktor tanaman Genotipe tanaman varietas, species tanaman induk Kondisi eksplan jenis eksplan, ukuran, umur, fase fisiologis jaringan Faktor lingkungan tumbuh Suhu ± 25 oC Kelembaban 80-99% botol tertutup rapat Cahaya sumber cahaya ruang kultur adalah lampu TL ±1000 lux Media tanam jenis media, komposisi media, hormon Faktor sterilitas / kondisi aseptik Sterilitas bahan dan peralatan laboratorium penggunaan autoklaf Sterilitas ruang penggunaan bahan antiseptic kloroform, alkohol Sterilitas dalam pelaksanaan penggunaan entkas dan laminar air flow Kelebihan dan Kekurangan Teknik Kultur Jaringan Keuntungan dari pengembangan kultur jaringan tumbuhan, antara lain Berlangsung cepat dalam memperoleh tumbuhan baru. Hemat tempat dan waktu. Dapat dilakukan di lahan yang sempit, artinya tidak diperlukan lahan yang luas untuk memproduksi bibit tumbuhan yang banyak. Bibit terhindar dari hama dan penyakit. Memiliki sifat identik dengan induknya. Jumlah tidak terbatas, artinya dapat menghasilkan individu dalam jumlah yang banyak dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal bibit. Kekurangan Teknik Kultur Jaringan, yaitu Diperlukan biaya awal yang relatif tinggi. Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memerlukan keahlian khusus. Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik. Yusnita, 20038. Baca Juga 5 Tahap Dalam Kultur Jaringan Dalam Biologi Demikianlah pembahasan mengenai Kultur Jaringan Adalah – Pengertian, Manfaat, Keuntungan & Proses semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂
Berikutadalah soal pilihan ganda dengan materi Array, Tipe Data, Sort, Linked List & Yang Pernah di Posting di Blog. (Bobot 2)

JAKARTA, - Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan sel, jaringan, atau irisan organ tanaman di laboratorium pada media buatan yang mengandung nutrisi dan steril. Kondisi steril menjadi kunci keberhasilan kultur jaringan. Pasalnya, saat media yang digunakan tidak steril, kultur jaringan akan gagal. Baca juga Mudah, Begini Cara Stek Durian agar Pertumbuhannya CepatTanaman yang dihasilkan dari perbanyakan ini bersifat identik dengan tanaman induknya. Jumlah tanaman baru yang didapat sangat banyak. Maka itu, teknik kultur jaringan disebut sebagai perbanyakan tanaman. Kultur jaringan termasuk perbanyakan vegetatif karena tidak ada fertilisasi sel telur dan sel kelamin jantan seperti dalam pembentukan biji. Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan disebut juga sebagai mikropropagasi atau perbanyakan jaringan memiliki sejumlah manfaat untuk pertanian seperti dikutip dari buku Kultur Jaringan Tanaman, Rabu 5/10/2022. Baca juga 7 Manfaat Baking Soda untuk Tanaman Sayuran dan Cara Menggunakannya 1. Transformasi genetik Pixabay/kennethr Ilustrasi kultur jaringan Teknik kultur jaringan tidak hanya digunakan untuk memperbanyak tanaman, tapi juga transformasi genetik atau rekayasa genetik. Transformasi genetik memerlukan kultur jaringan jika transfer gen dilakukan secara in vitro. 2. Menghasilkan tanaman transgenik Tanaman transgenik mempunyai karakter agronomi yang spesifik sesuai gene of interest, yang disisipkan pada tanaman tersebut. Perbanyakan tanaman ini harus dilakukan dengan cara vegetatif agar anakannya memiliki sifat genetik yang sama dengan induknya.

Tersebutdi bawah ini tersusun oleh protein, kecuali A. Ptialin B. Insulin C. Myoglobin D. Glykogen 59 Biologi Sel dan Molekuler Topik 2 Pencernaan Protein Pada Tubuh Manusia Perhatikan ilustrasi berikut ini. Tubuh manusia dengan berat badan 70 kg, kandungan proteinnya diperkirakan sebanyak 10 kg dan paling banyak terdapat pada otot.
– Kultur jaringan adalah metode perbanyakan tumbuhan secara aseksual dengan memanfaatkan sifat totipotensinya. Kultur jaringan dilakukan karena memberikan banyak keuntungan. Apa keuntungan kultur jaringan? Keuntungan kultur jaringan pada tumbuhan adalah Memperbanyak tanaman dalam skala besar Menghasilkan tanaman unggul Memungkinkan perbanyakan spesies langka Memungkinkan tumbuhan tumbuh sepanjang tahun Baca juga Pengertian Totipotensi, Autonom, dan Kultur Jaringan Memperbanyak tanaman dalam skala besar Keuntungan kultur jaringan pada tumbuhan dapat memperbanyak tanaman dalam skala besar dan jangka waktu yang singkat. Hal tersebut karena kultur jaringan hanya memerlukan ruang yang kecil dan tumbuh dalam waktu yang singkat karena lingkungannya yang terkendali. Dilansir dari Microbe Notes, satu eksplan potongan kecil satu bagian tumbuhan tertentu dapat diperbanyak menjadi beberapa ribu tanaman dalam proses berkesinambungan yang singkat. Baca juga Kultur Jaringan Pengertian, Cara, dan Jenisnya Menghasilkan tanaman unggul Keuntungan kultur jaringan pada tumbuhan adalah menghasilkan tumbuhan yang bersifat tersebut karena kultur jaringan dapat mengisolasi genotipe, mengeliminasi penyakit, memperbaiki cacat tertentu padatanaman, dan memproduksi metabolit tertentu. Sehingga, dapat menghasilkan tanaman unggul yang lebih tahan terhadap penyakit dan stress. Memungkinkan perbanyakan spesies langka Dilansir dari Biology LibreTexts, kultur jaringan memungkinkan perbanyakan spesies langka dan terancam punah yang sulit tumbuh dalam kondisi alami, penting secara ekonomi, dan diminasi sebagai tanaman bebas penyakit. Baca juga 3 Permasalahan Utama pada Kultur Jaringan Tanaman dan Solusinya Suatu bagian spesies tanaman yang terancam punah dapat dijadikan tanaman yang baru agar spesies tersebut dapat lestari. Memungkinkan tumbuhan tumbuh sepanjang tahun Dilansir dari Microbiology Notes, keuntungan kultur jaringan adalah memungkinkan tumbuhan tumbuh sepanjang tahun tanpa bergantung dengan musim. Hal tersebut dikarenakan lingkungan kultur jaringan dari mulai media tanam, pH, kelembapan udara, dan nutrisi telah dirancang khusus agar tumbuhan dapat tumbuh optimal tidak seperti di lingkungan luar yang bergantung pada musim. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Keuntunganpenggunaan meristem adalah kemungkinan besar bebas dari pathogen internal (misalnya untuk eradikasi virus) dan meminimalisasi terjadinya variasi kimera pada kultur. Kultur jaringan merupakan manipulasi pertumbuhan tanaman dalam kondisi yang terkontrol dengan baik dan auksin serta sitokinin berperan penting dalam manipulasi ini Looks like you've followed a broken link or entered a URL that doesn't exist on Netlify. Back to our site If this is your site, and you weren't expecting a 404 for this path, please visit Netlify's "page not found" support guide for troubleshooting tips. Netlify Internal ID 01H2TW8H5WF8CXW5K56Q6SJ65T
TujuanPenelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik nyamuk di wilayah Puskesmas Bati - Bati tahun 2017 . Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian seluruh ibu rumah tangga yang ada di Bati-Bati berjumlah 210 rumah tangga.

Jakarta - Kultur jaringan adalah salah satu teknik perbanyakan atau propagasi tanaman. Teknik ini cukup populer dan banyak digunakan petani untuk mengembangkan usaha perkembangan awal teknik kultur jaringan berdasarkan teori totipotensi yang dikemukakan dua ilmuwan asal Jerman, Matthias Jacob Schleiden dan Theodor Schwann pada 1838 seperti dikutip dari buku Kultur Jaringan karya Dr. Prasetyorini, mengungkapkan, pada prinsipnya sel tumbuhan memiliki potensi otonomi untuk tumbuh dan beregenerasi menjadi suatu tanaman lengkap bila ditumbuhkan dalam kondisi yang itu, Gottlieb Haberlandt seorang botanis dari Austria bereksperimen dengan mengisolasi dan mengkulturkan sel sejak 1902. Berkat riset-risetnya itu, Haberlandt dikenal sebagai Bapak Kultur penting dalam teknologi tersebut dimulai beberapa dekade kemudian. Pada 1939, botanis asal Prancis Roger Jean Gautheret dan Pierre Nobécourt serta Philip Rodney White dari Amerika Serikat berhasil membuat kultur kalus yang itu, teknologi kultur jaringan menunjukkan kemajuannya seiring dengan perkembangan waktu. Namun, media yang digunakan hingga kini merupakan modifikasi media yang dipakai Gautheret, Nobécourt, dan buku Dasar Teknik Kultur Jaringan Tanaman, tissue culture atau kultur jaringan adalah sebuah teknik menumbuhkan dan memperbanyak sel, jaringan dan organ pada media pertumbuhan secara aseptik dalam lingkungan yang terkontrol secara in utama dari teknik kultur jaringan adalah untuk memperbanyak tanaman dengan memanfaatkan bagian vegetatif teknik kultur jaringan dengan teknik konvensional adalah dilakukan dalam kondisi aseptik dalam sebuah botol dengan medium dan waktu teknik ini, sel, protoplasma, jaringan, dan organ tumbuhan diisolasi untuk menumbuhkan bagian yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman dalam kondisi Kultur JaringanMelansir dari situs Kemendikbud, kultur jaringan melalui beberapa tahap di bawah iniPembuatan MediaSiapkan media seperti garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, siapkan juga bahan tambahan seperti agar dan inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang nantinya akan dikulturkan. Biasanya yang diambil sebagai eksplan adalah bagian dilakukan di tempat yang steril, guna memaksimalkan proses kultur jaringan ini. Selain medium harus steril, teknisi pun harus dalam kondisi multiplikasi dilakukan dengan memperbanyak calon tanaman dengan cara menanam eksplan ke dalam media. Hasil dari multiplikasi ini dimasukkan ke dalam tabung pengakaran menunjukkan apakah eksplan menghasilkan akar atau tidak. Jika akar muncul, artinya proses kultur jaringan ini berjalan tahapan ini eksplan akan dipindahkan keluar yakni ditanamkan ke medium tanah. Setelahnya, tanaman akan tumbuh seperti pada dan Kekurangan Kultur JaringanDengan banyaknya orang yang melakukan teknik kultur jaringan ini, artinya banyak keuntungan yang dari teknik kultur jaringan adalahBisa mengembang biakkan tanaman dalam jumlah banyak namun waktu yang singkatTanaman baru bisa bersifat unggulHasil dari kultur jaringan tidak terbatasBibit terhindar dari hamaPengadaan bibit tidak bergantung pada musimMeskipun begitu, teknologi tersebut pun memiliki beberapa dari teknik kultur jaringan adalahBiaya cukup besarTeknik kultur jaringan termasuk sulitHarus ada keahlian untuk melakukannyaProduk yang dihasilkan lemah di bagian akarContoh tanaman yang biasanya menggunakan teknik kultur jaringan ini adalah anggrek, pisang, kelapa sawit, kecambah tanaman hiasa, tebu atau krisan. Simak Video "Pria India Terinfeksi Jamur Tumbuhan" [GambasVideo 20detik] pal/pal

Berikutini merupakan beberapa kelemahan dan kelebihan teknik kultur jaringan: 1. Kelebihan kultur jaringan: a) Mendapatkan tumbuhan baru dalam jumlah banyak dalam waktu relatif singkat dengan sifat sama dengan induknya. b) Mendapatkan tumbuhan baru yang bersifat unggul dalam waktu relatif singkat. c) Efisien tempat dan waktu.
– Kultur jaringan mikropropagasi adalah teknik perkembangbiakan tanaman memanipulasi jaringan somatik dan menumbuhkan bagian tanaman, baik sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Teknik kultur jaringan harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah harus steril dari berbagai macam teknik kultur jaringan, tanaman baru yang ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama dengan induknya. Biasanya, kultur jaringan dilakukan pada tanaman yang tidak bisa melakukan perkembangbiakan generatif sehingga perkembangbiakan vegetatif menjadi solusinya. Teknik kultur jaringan juga menjadi pilihan metode perkembangbiakan tanaman karena sangat ekonomis dan komersial. Baca juga 5 Manfaat Tanaman Hias Indoor Menurut Sains Manfaat dari perkembangbiakan dengan teknik kultur jaringan Selain membantu perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, teknik kultur jaringan memiliki banyak manfaat lain. Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, manfaat dari perkembangbiakan dengan teknik kultur jaringan adalah1. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru dengan jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. 2. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru memiliki sifat fisiologi dan morfologi yang sama persis dengan induknya. 3. Kultur jaringan menghasilkan tanaman bersifat unggul. Baca juga Bagaimana Cara Tanaman Cocor Bebek Berkembang Biak? 4. Kultur jaringan menghasilkan tanaman baru yang jumlahnya bisa tidak terbatas. 5. Kultur jaringan membuat bibit tanaman terhindar dari hama penyebab penyakit. 6. Kultur jaringan dapat menghemat waktu perkembangbiakan. 7. Kultur jaringan membuat pengadaan bibit yang tidak tergantung pada musim. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Berikutini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali A. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat. B. Tidak membutuhkan ruang yang luas. Berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan, kecuali A. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat. kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, akar, yang kemudian ditumbuhkan pada media buatan yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuhan atau disebut hormon, yang secara aseptik atau steril, dalam wadah tertutup yang tembus cahaya misalnya botol kaca, pada suhu tertentu sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman tahun 1969 mengadakan sebuah eksperimen untuk mebuktikan apakah ada cara untuk memperbanyak bibit tanaman dengan waktu relatif cepat dan dapat menghasilkan banyak bibit dengan cara mengambil satu sel empulur wortel, kemudian menumbuhkannya ternyata hasil dari percobaannya itu berhasil menjadi individu jaringan dapat dilakukan karena setiap sel mempunyai sifat Totipotensi. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberland pada tahun 1898, namun sekarang teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari hari seperti kegiatan farmasi dan juga agrobisnis. Agro bisnis yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang pertanian dan perkebunan. Dalam bidang agrobisnis, teknik kultur jaringan menggunakan harga yang relatif lebih murah dan juga dapat menghasilkan banyak bibit dalam waktu yang relatif singkat, lalu tidak memerlukan terlalu banyak lahan atau tempat yang luas untuk melakukan teknik kultur jaringan. Lalu mengapa kita harus melakukan teknik kultur jaringan dalam menghasilkan individu yang baru? Karena tentu saja kita menginginkan bibit tanaman yang berkualitas dan juga menghasilkan banyak bibit yang sehat dan terbebas dari penyakit atau bakteri .Keuntungan dari kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan dari kegiatan kultur jaringan bebas penyakit, bibit yang dihasilkan juga mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya yaitu meliputi sifat fisiologi dan morfologi, dan proses produksinya memiliki waktu yang relatif lebih cepat daripada menggunakan cara selain kultur jaringan, bibit yang dihasilkan dengan kultur jaringan sama atau seragam antara satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya, pengadaan bibit dengan kultur jaringan juga tidak tergantung musim, biaya untuk melakukan pengangkutan bibit juga lebih murah dibandingkan teknik lainnya, serta jumlah yang dihasilkan dengan teknik kultur jaringan lebih banyak karena dalam satu tahun satu tunas tumbuhan dapat menghasilkan sepuluh ribu dari kultur jaringan sendiri adalah tidak dapat merubah sifat dari tanaman atau buah yang dihasilkan jadi jika induk buah rasa asam maka sifat dari individu barunya juga memiliki rasa asam begitu juga dengan tanaman jika tanaman induknya memiliki tinggi batang yang pendek maka individu baru hasil dari pengkulturan akan memiliki tinggi batang yang sama dengan induknya, sedangkan jika pada hewan tidak dapat menghasilkan individu baru dari hasil kultur jaringan karena hewan memiliki daya totipotensi yang sangat rendah, kecuali jika kita menggunakan teknik kultur embrio pada hewan. Dengan adanya teori dasar dari kegiatan kultur jaringan sendiri yaitu Totipotensi yang memiliki arti lain yaitu setiap organisme memiliki sifat yang sama dengan Juga Pengertian Porifera Adalah - Ciri, Struktur Tubuh, Klasifikasi, Reproduksi Porifera dan Alat Pernapasan pada Porifera Secara Lengkap Prinsip Dasar Kultur JaringanMenurut Santoso dan Nursandi 2003, kultur jaringan mengandung dua prinsip dasar yaitu bahan tanam yang bersifat totipotensi dan budidaya yang terkendali. Totipotensi sel merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa setiap sel hidup memiliki potensi genetik untuk menghasilkan organisme yang lengkap Hartman et al. 1990. Asnawati et al. 2002 menyatakan bahwa totipotensi sel merupakan kemampuan setiap sel untuk tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang sesuai dengan membawa karakter masing-masing yang independen. Dengan mengisolasi setiap sel dari tanaman dan meregenerasikannya pada media yang sesuai maka akan diperoleh tanaman baru yang membawa karakter dari masing-masing sel tersebut. Santoso dan Nursandi 2003 menyatakan bahwa dengan sifat totipotensi ini, sel, jaringan, organ yang digunakan akan dapat berkembang sesuai arahan dan tujuan budidaya in vitro yang dilakukan. Sifat totippotensi lebih banyak dimiliki oleh bagian tanaman yang masih juvenile, muda, dan banyak dijumpai pada daerah-daerah meristem Kultur JaringanTeknik kultur jaringan banyak dilakukan karena memberi segudang manfaat. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari teknik kultur jaringan Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah yang begitu banyak. Selain itu, penggandaan tanaman menggunakan kultur jaringan hanya memerlukan waktu yang relatif yang dihasilkan akan memiliki kesamaan secara fisiologis dan morfologis dengan baru yang didapatkan melalui kultur jaringan akan lebih unggul. Keunggulan bibit ini terutama pada kesehatan dan jaringan dapat dipakai untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah yang tidak yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan akan terbebas dari hama dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan tanaman baru. Anda pun dapat melakukan hal lain yang dapat bibit dengan teknik kultur jaringan tidak bergantung pada musim tertentu. Anda bisa melakukannya kapan bibit yang dihasilkan dari teknik yang satu ini relatif lebih mudah. Selain itu, biayanya pun lebih tumbuh dari bibit yang dihasilkan oleh teknik kultur jaringan akan menjadi lebih cepat dibandingkan penggandaan menggunakan teknik yang dihasilkan akan mempunyai keseragaman ukuran. Tidak hanya ukurannya, rasa yang dihasilkan pun akan tetap buah yang dihasilkan pun akan lebih menarik. Selain itu, buah akan memiliki sifat lain yang tentu lebih Bibit pada proses kultur diatas sangat rentan terhadap patogen dan udara luarKultur jaringan dianggap mahal dan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan laboratorium khusus, peralatan, dan persiapan teknisi yang berpengalaman untuk melakukan augmentasi kultur jaringan untuk mencapai hasil yang memuaskanAkar produk kultur jaringan kurang kuatJenis Dari Kultur Jaringan Jenis Kultur Jaringan 1. Budaya EmbrioKultur embrio adalah isolasi dan pertumbuhan embrio zigotik dewasa dan belum matang yang ditujukan untuk produksi tanaman yang layak. Kultur embrio belum cukup tua untuk diambil dari semen dengan dua jenis aplikasi. Pertama, ketidakcocokan dengan beberapa jenis atau varietas yang terjadi setelah pembentukan embrio menyebabkan aborsi. Kultur ini dapat mengatasi aborsi embrionik karena ketidakcocokan. Mempercepat siklus pemuliaan melalui kultur in vitro untuk embrio yang berkembang lambat. 2. Budaya EndospermaYang diharapkan dari tanaman ini adalah tanaman triploid. Dalam menumbuhkan budaya ini, pertama-tama dicoba untuk memindahkan endosperma untuk membentuk kalus dan kemudian mencoba untuk berdiferensiasi untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan akar. 3. Budaya OvariumBudaya ovarium adalah kegiatan yang menghasilkan tanaman haploid. Eksplan yang biasanya digunakan untuk memulai budaya embrio somatik. Budaya ini dapat mengatasi aborsi embrio hibrida karena hambatan ketidakcocokan pada tahap awal pengembangan. Fertilisasi in vitro untuk produksi hibrida yang berkaitan erat mencegah stigmatisasi dan ketidakcocokan pena, yang menghambat perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan tabung serbuk sari. 4. Kultur ProtoplasKultur ini adalah isolasi protoplas yang steril sel-sel muda yang telah dikeluarkan dari dinding sel dengan bantuan enzim. Biasanya, budaya ini dimaksudkan untuk hibridisasi somatik. Kultur ini biasanya disebut sebagai kultur suspensi karena terdiri dari media cair dan sel agregat terdispersi karena media selalu terguncang. Selama inkubasi, jumlah sel meningkat secara maksimal. 5. Kultur OrganKultur organ adalah kultur yang dapat digunakan organ apa pun sebagai eksplan untuk memulai kultur seperti ujung pucuk, tunas ketiak, ujung akar, hipokotil, dan embrio. 6. Kultur BenihKultur benih bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi perkecambahan biji, yang sulit untuk berkecambah secara in vivo. Ini juga dapat mempercepat perkecambahan melalui penggunaan zat pengatur tumbuh hormon. Produksi benih bebas dan h untuk eksplan atau kultur meristem. 7. Budaya KalusKultur ini merupakan induksi kalus aseptik dan pertumbuhan in vitro. Kalus biasanya terdiri dari akumulasi sel parenkim yang tidak lagi berbentuk dan berasal dari sel yang aktif pada tanaman induk. Faktor pendorong yang terlibat dalam reproduksi kalus adalah hormon auksin dan sitokinin. Menggunakan teknik kultur jaringan, kalus dapat dibentuk oleh jaringan tanaman, yang biasanya tidak dapat membentuk kalus. Bahan tanaman yang digunakan dalam kultur kalus adalah jaringan vaskuler kambium, parenkim, pulpa akar, kotrimidon, jaringan mesofil dan provaskular. Pertumbuhan kalus, umumnya dalam kultur jaringan, melibatkan hubungan yang sangat kompleks antara bahan tanaman yang digunakan, komposisi medium, dan kondisi lingkungan selama periode inkubasi. Produk kultur kalus adalah varian genetik baru yang bermanfaat dan menghasilkan produk kimia yang bermanfaat. 8. Budaya Meristem Shoot ApexMenurut Cutter 1965, perbedaan dibuat antara meristem apikal dan ujung pucuk. Meristem pucuk adalah titik pertumbuhan, sedangkan tunas pucuk adalah titik pertumbuhan ditambah beberapa daun primer. Kultur pucuk ini berguna ketika penyakit tanaman harus diminimalkan untuk mendapatkan, misalnya, tanaman bebas virus dalam dahlia dan kentang. Karena titik pertumbuhan adalah bagian yang belum memiliki jaringan vaskular, virus atau penyakit lain di area pucuk ini tidak dapat ditransplantasikan. Beberapa faktor makanan yang terlibat dalam keberhasilan kultur meristem termasuk auksin, sitokinin, dan hormon lain yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Budaya meristem dan budaya menembak dapat dilakukan baik dalam media padat maupun cair. Saat menggunakan media cair, kertas saring juga bisa dilipat seperti huruf M, dan ujung kaki hidung lipatan terpapar ke media cair, sehingga hanya bahan tanaman yang merembes melalui media di ujung lipatan kertas. 9. Budaya Antera dan Serbuk SariTujuan dari kultur antera dan serbuk sari adalah untuk menghasilkan tanaman haploid dari spora monoploid, mikrospora atau serbuk sari yang belum matang, yang penting untuk tujuan pemuliaan. Juga hampir mungkin untuk berbagi spesies. Produksi strain diploid homozigot oleh perbanyakan kromosom dengan demikian mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan strain bawaan. Tanaman haploid yang dihasilkan kemudian diduplikasi dengan colenchyme atau dengan teknik regenerasi menjadi homozigot diploid yang subur. Media Kultur Jaringan Media yang digunakan dalam kultur jaringan biasanya ada dua. Berikut jenis-jenis media dalam kultur jaringan. 1. Media Padat Media padat yang dimaksud merupakan media yang terdiri atas semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan dipadatkan menggunakan zat pemadat. Zat ini dapat berupa agar-agar batangan, bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng agar-agar kemasan kertas sebagai medium kultur jaringan perlu penghitungan teliti agar medium tidak terlalu padat atau lembek. Jumlah yang digunakan biasanya 8-10 gram per yang terlalu padat akan membuat akar sulit untuk tumbuh. Sementara media yang terlalu lembek akan membuat eksplan tenggelam sehingga akan membusuk dan mengundang bakteri dan jamur. Metode padat ini dapat digunakan untuk kloning, menumbuhkan protoplas pasca-isolasi, menumbuhkan planlet dari protokormus setelah dipindahkan dari suspensi sel, serta untuk menumbuhkan planlet dari protoplas yang telah dari metode ini adalah untuk mendapatkan kalus dan dengan metode diferensiasi setelah itu, kalus dapat tumbuh menjadi planlet. 2. Media Cair Jenis media ini sama halnya dengan media padat. Bedanya, tidak dilakukan penambahan zat padat pada media ini. Metode ini dinilai kurang praktis sebab untuk menumbuhkan kalus secara langsung dari eksplan akan sangat metode ini pun sangat kecil dan kadang hanya bekerja pada tanaman tertentu saja. Oleh karena itulah metode ini lebih menekankan pada suspensi sel untuk menumbuhkan menumbuhkan protokormus, media ini juga dipakai untuk memperbanyak kalus dengan jalan berulang kali melakukan sup dalam Kultur Jaringan 1. Pemilihan dan persiapan tanaman induk sebagai sumber eksplan Itu adalah hal yang sangat penting. Pilihan tanaman dimulai dengan spesies, jenis dan varietas yang jelas. Tanaman juga harus sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Persiapan untuk seleksi dapat dilakukan dalam aliran udara laminar atau di rumah kaca, sehingga tanaman yang ingin Anda tanam dapat tumbuh dengan baik. 2. Inisiasi kultur Tujuan inisiasi kultur ini adalah untuk memenuhi prinsip aseptik dan aksenik. Aseptik bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Eksplan yang dibudidayakan dapat memicu pertumbuhan tanaman baru, sehingga kita dapat memilih bagian terbaik dari tanaman untuk proses budidaya atau kultur berikutnya. 3. Sterilisasi Sterilisasi ini dilakukan guna memenuhi persyaratan bahwa semua upaya yang dilakukan dalam proses kultur jaringan harus bebas dari kontaminan. Di lokasi steril dalam aliran udara laminar, perangkat yang ingin Anda gunakan juga harus dibuang dengan larutan etanol, dan orang atau teknisi yang melakukan kultur jaringan ini juga harus steril. 4. Multiplikasi Dalam fase ini, bahan tanaman digandakan atau digandakan dan bahan tanaman yang akan digunakan pada waktu tertentu dipertahankan. Perbanyakan dapat dengan merangsang pertumbuhan tunas cabang dan aksila dan dengan merangsang pembentukan tunas pucuk adventif , baik dengan cara langsung atau juga dengan stimulasi kalus terlebih dahulu. 5. Perpanjangan tunas, induksi dan pengembangan akar Tunas tunas dipindahkan ke lingkungan eksternal untuk proses pemanjangan tunas dari media in vitro yang steril. Setelah tumbuh cukup lama, tunas ini bisa diakarkan. Ekstensi tunas dan akar dapat dilakukan sekaligus atau langkah demi langkah. Keberhasilan fase ini tergantung pada kualitas yang dicapai dalam proses sebelumnya. 6. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah pengkondisian planlet atau tunas mikro saat akar dilakukan secara ex vitro di lingkungan baru. Lingkungan baru yang dimaksud di sini adalah lingkungan non-aseptik, seperti botol tanah atau media pakis, sehingga planlet dapat terus bertahan hidup karena tanaman siap ditanam. Aklimasi adalah proses yang sangat penting dan kritis di seluruh proses atau langkah kultur. Keberhasilan kultur ini bisa dikatakan berhasil jika plantlet dapat disesuaikan dengan lingkungan luar dengan tingkat keberhasilan yang Juga Pengertian Sperma adalah Struktur, Proses Terbentuknya, dan Kelainan pada Sel Sperma Penelusuran yang terkait dengan kultur jaringan adalahproses kultur jaringancontoh kultur jaringanartikel kultur jaringanmanfaat kultur jaringan adalah untuk memperolehtujuan kultur jaringankultur jaringan adalah brainlymedia kultur jaringantahapan kultur jaringan paMj.
  • 4fay09yvs1.pages.dev/311
  • 4fay09yvs1.pages.dev/211
  • 4fay09yvs1.pages.dev/185
  • 4fay09yvs1.pages.dev/390
  • 4fay09yvs1.pages.dev/182
  • 4fay09yvs1.pages.dev/40
  • 4fay09yvs1.pages.dev/95
  • 4fay09yvs1.pages.dev/97
  • berikut ini merupakan keuntungan penggunaan kultur jaringan kecuali